Minggu, 17 November 2013

Jalan Gelap

Diluar gelap. 

Lumayan gelap. Padahal Aku ingin ke warung Ibu Hanum cepat. Walaupun letaknya dekat di ujung jalan lurus depan rumah, tapi lumayan seram kalau dalam gelap. Sudah pernah kubilang ke suamiku Rudi untuk pasang lampu di jalan itu.  Nyatanya belum dipasang juga sampai sekarang karena alasan capek pulang kerjanya. [Aku kesal]

Kupaksakan pergi kewarung dengan hati was-was. Aku masih terbayang saja film horor yang aku tonton bersama Ibu-ibu pengajian tempo hari. Lumayan menyeramkan tapi aku benci bagian komedinya yang garing.

Aku berlari supaya cepat sampai. Lumayan gelap dijalan ini. Hanya terlihat cahaya lampu diujung jalan dari warung ibu Hanum. Ah, akhirnya aku sampai. Gula sekilo, kopi serenceng dan telur setengah kilo sudah kubeli.

 Aku akan kembali kerumah.

Ya, aku harus pulang melewati jalan itu lagi. Jalan yang gelap. Aku jalan pelan sekarang, beda dengan saat aku berangkat. Takut pecah.  Aku takut telurnya pecah.

Terasa lebih terang. Ya jadi lumayan terang jalan ini. Dan hangat.

...

...

...

Didepan rumah baru kuingat, aku lupa mematikan kompor sebelum pergi.




Rumahku setengahnya terbakar kobaran api.
Aku lemas.






... 

0 komentar:

Posting Komentar