Diluar gelap.
Lumayan gelap. Padahal
Aku ingin ke warung Ibu Hanum cepat. Walaupun letaknya dekat di ujung jalan
lurus depan rumah, tapi lumayan seram kalau dalam gelap. Sudah pernah kubilang
ke suamiku Rudi untuk pasang lampu di jalan itu. Nyatanya belum dipasang juga sampai sekarang
karena alasan capek pulang kerjanya. [Aku kesal]
Kupaksakan
pergi kewarung dengan hati was-was. Aku masih terbayang saja film horor yang aku
tonton bersama Ibu-ibu pengajian tempo hari. Lumayan menyeramkan tapi aku benci
bagian komedinya yang garing.
Aku
berlari supaya cepat sampai. Lumayan gelap dijalan ini. Hanya terlihat cahaya
lampu diujung jalan dari warung ibu Hanum. Ah, akhirnya aku sampai. Gula
sekilo, kopi serenceng dan telur setengah kilo sudah kubeli.
Aku akan kembali kerumah.
Ya,
aku harus pulang melewati jalan itu lagi. Jalan yang gelap. Aku jalan pelan
sekarang, beda dengan saat aku berangkat. Takut
pecah. Aku takut telurnya pecah.
Terasa
lebih terang. Ya jadi lumayan terang jalan ini. Dan hangat.
...
...
...
Didepan
rumah baru kuingat, aku lupa mematikan kompor sebelum pergi.
Rumahku
setengahnya terbakar kobaran api.
Aku lemas.
Aku lemas.
...
0 komentar:
Posting Komentar