Senin, 10 Februari 2014

Iya

Aku sedang menatapnya. Menatapnya penuh harap. Menunggu jawaban yang pasti dari dirinya. Kuharap dia menjawab "iya". Bukan ingin memaksa, tapi kuharap. Aku tidak peduli dengan orang lain. Aku hanya peduli dengannya. Dia yang sedang dihadapanku, yang ku tembak sepuluh menit yang lalu. [Dag-dig-dug]

Saat ini aku masih menunggu jawaban dari pertanyaan-Apakah kau mau menjadi kekasihku? Dia begitu lama menjawabnya. Ahh.. Jantungku berdegup cepat. Momen valentine nanti aku akan bersama dia, jika "iya". Ingin segera mengetahui jawabannya. Aku masih menunggu. Tiga puluh menit sudah, dia belum juga menjawab. Hanya kesunyian dan cucuran darah yang mengalir dari kepalanya yang menetes ke telapak tanganku. Dia masih saja diam.



Apa salah kalau aku menembak dia dengan senapan milik ayah tepat dikepalanya?
Apa salah kalau aku belum meminum obat penyembuhanku selama 5 hari belakangan ini?
Cinta memang aneh -menanti ucapan "iya" saja susah.





...

0 komentar:

Posting Komentar