Musim panas, 2014.
Saat itu aku berada disebuah gedung pertunjukan seni.
Banyak orang berkumpul disana, karena itu aku datang. Aku masuk lebih dalam
menuju ruang utama pertunjukan. Dibawah poster yang agak mencolok, aku melihat
seorang anak perempuan mengenakan tutu duduk bersender. Terlihat di mukanya penuh
kebingungan kesedihan dan keraguan.
Aku sedikit berbincang dengannya.
“Kenapa dek, kok duduk disini?” tanyaku.
“...”, dia hanya terdiam.
“Kau terlihat bersedih. Ada apa?
“Mama ku baru saja naik ambulan, Om.”
“Hmm.. Lalu kenapa kamu disini?”
“Seharusnya aku akan tampil di pertunjukan ballet
white swan sekarang. Tapi aku khawatir dengan mama.”
“Kau harus melakukannya, dek! Kau tidak usah
khawatir dengan mama . Dokter akan menjaganya.”
“Tapi, Om?? Aku..”
“Tidak usah tapi-tapi... Bersinarlah diatas panggung
sana! Buat mamamu bangga! Ini bukan akhir dunia!” Aku agak bersemangat
mengatakannya.
Tiba- tiba anak perempuan berTutu itu memeluk ku.
Kemudian berlari ke dalam.
Aku tahu pasti dia akan melakukannya. Dan bersinar
dipanggung dengan Tutu-nya. Lalu air mataku pun mengalir untuk pertama kalinya.
Saat itu aku telah berbohong. Langit biru sudah menjadi
kelam. Air lautan sudah mengkeruh. Gunung-gunung sudah meletus. Kehancuran
sudah terjadi dimana-mana. Saat itu, sebenernya hari akhir dimana dunia akan
musnah. Kiamat.
...
15/01/2014
0 komentar:
Posting Komentar