“Ibumu mana dek?
Kok belum pulang? Sendirian? Ini kan sudah gelap? Kenapa masih main
diluar? Memangnya tidak takut? Ayo aku antar kerumahmu.” [Baiknya aku]
“Aku belum mau pulang, kak. Aku
masih ingin diluar.” Jawab anak tersebut. “Aku masih ingin melakukan ini. Dan
aku tidak takut.”
“...” Aku bingung pada saat itu.
“Kakak sendiri bagaimana? Kan sudah
malam,” Anak kecil itu berbalik menanyaiku “tidak takut, kak?”
“Ehh... Tidak, kakak tidak takut.”
Aku menjawabnya “Kakak-an sudah besar.”
“Yakin?” Ledek anak kecil itu padaku
“Coba tengok kebelakang deh, kak.”
Aku pun menengok, dan yang aku lihat
hanya sebongkah kayu besar yang mengayun ke arah kepalaku dengan cepat.
-Brukk!!
Aku roboh dan pingsan.
***
Saat aku sadar, keadaan sudah pagi -kurasa.
Pertama kali kulihat saat mataku terbuka adalah orang-orang dewasa yang
terikat. Aku pun juga terikat. Sepuluh atau sebelas orang yang berada dalam
ruangan itu -aku kurang yakin dengan hitunganku. Kemudian pintu pun terbuka.
Seorang lelaki besar berpakaian kusut masuk ke dalam dan menyeret salah satu dari
kami. Seorang pria berpakaian Oranye dengan celana pendek. Dia berteriak dan memohon.
Saat itu aku langsung melihat kearah
pintu. Yang kudapakatkan adalah anak kecil yang tadi malam kutemui dijalan, dan
kulihat dia sedang berbicara dengan seorang wanita tua.
“Nek, hari ini kita masak apa?”
“Hmm... Bagaimana kalau kita buat
sup dan dipanggang saja?” Jawab nenek itu. “Bagaimana?”
“Boleh juga. Aku siapkan dulu ya
kayu bakarnya. ” Lelaki besar berpakaian kusut itu menimpali.
“Yeay! Panggang! Aku bagian Kaki ya!
Untuk sup-nya, mata buat ku! “ Anak itu kegirangan.
-Brukk!!
Pintu pun ditutup kembali. Yang kudengar hanya teriakan pelan lelaki oranye dari balik pintu itu.
Apa aku yakin ini terjadi
padaku?
Apa aku yakin ini benar-benar terjadi?
Apa ini sekedar mimpiku saja? Yakin?
Apa aku yakin sudah dewasa dan tidak takut keluar malam.
Sepertinya aku yakin
untuk tidak yakin
...
0 komentar:
Posting Komentar